Saat Orang Tua Pisah, Gadis SMA Ini Rela Kerja Meski Pulang Larut Malam

Edisi 3 : Untold Story

0 1,447

Nur Serliyana (17), yang masih duduk di bangku Sekolah Menengah Atas (SMA ) Kelas 2 dan tinggal di daerah Sambutan, Samarinda, Kaltim, menjadi Bintang Tamu Untold Story DETAKKaltim.Com yang diharapkan bisa mejadi sumber inspirasi, dengan kisah hidupnya yang belum pernah diungkapkan kepada siapapun sebelumnya.

Diusianya yang masih sangat belia, anak Ketiga dari pasangan Ma dan Su (pisah rumah) terpaksa harus  rela ikut membanting tulang mencari nafkah untuk membantu ekonomi keluarganya. Ia mengaku harus menempuh perjalanan jauh dari Sambutan ke Samarinda setiap hari, untuk bekerja di sebuah Warung Makan di Jalan  M Yamin.

“Bapak sama Mama sudah pisah rumah selama 2 tahun. Bapak bekerja di swasta, jadi mau tidak mau ya harus ikut bantu menopang ekonomi dalam keluarga,” ungkap gadis berkulit putih berparas cantik ini dalam penuturannya saat dijumpai, Rabu (10/3/2021) sore di tempat kerjanya.

Dalam penuturannya, gadis belia ini juga mengaku pernah bekerja di salah satu Klinik Kesehatan selama 8 bulan lamanya. Dikarenakan sesuatu hal yang betul-betul tidak bisa diceritakan, akhirnya dia mengundurkan diri dari pekerjaan itu.

Selang beberapa waktu setelah pengunduran dirinya dari Klinik Kesehatan tersebut, gadis yang mengaku suka menyendiri dalam sunyi ini mencari informasi pekerjaan. Dan akhirnya mendapatkan pekerjaan di warung makan yang buka dari Pukul 15:00 sore sampai Pukul 22: 30 malam.

Meski baru bisa sampai rumah saat pulang kerja sekitar Pukul 00:30 Wita, namun pulang pergi ke tempat kerja yang baru digelutinya awal Maret ini, ia mengaku tidak khawatir karena diantar bapaknya.

Disinggung soal tempat kerjanya, ia mengungkapkan cukup ramai meski cuaca kadang tidak mendukung.

“Alhamdulillah ramai aja jualannya walau cuaca kadang tidak mendukung, bosnya juga baik dan pengertian,” imbuhnya dalam menuturkan suka dukanya bekerja.

Tangguh dan sabar adalah kata yang ada dalam kamus hidupnya, nasib memang tidak semujur siswa- siswi lainnya, akan tetapi ketangguhan dalam menghadapi kerasnya hidup, membuatnya dewasa sebelum masanya.

Sebagaimana layaknya gadis seusianya punya makanan kesukaan, ia mengaku penggemar Bakso. Meski ia menolak menyebutkan berapa kali seminggu makan Bakso, namun yang pasti ia punya cita-cita jadi Bidan atau Polwan, namun ia juga punya ambisi untuk melanjutkan pendidikan ke Universitas kalau ada biaya.

“Kalau nggak ada biaya, ya kerja dulu,” katanya lugas mengakhiri obrolan ringan ini. (DK.Com)

Penulis : FA

Editor   : Lukman

(Visited 22 times, 1 visits today)
Leave A Reply

Your email address will not be published.

error: Content is protected !!