APBD Kaltim 2024 Rp22,19 Trilyun, Peningkatan Didorong Kenaikan Pendapatan Daerah

PAD dari Rp9,8 Trilyun Menjadi Rp9,98 Trilyun

0 488

DETAKKaltim.Com, SAMARINDA: Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) Sri Wahyuni mengungkapkan, Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kaltim tahun 2024 mengalami peningkatan yang signifikan dari semula Rp20 Trilyun menjadi Rp22,19 Trilyun.

Lebih rinci Sri Wahyuni menjelaskan, peningkatan ini terutama didorong oleh kenaikan pendapatan daerah yang naik dari Rp20 Trilyun menjadi Rp21,22 Trilyun. Peningkatan pendapatan ini terutama berasal dari Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang naik dari Rp9,8 Trilyun menjadi Rp9,98 Trilyun, menunjukkan pertumbuhan sebesar Rp178,75 Milyar.

“Pendapatan transfer dari pusat juga menunjukkan tren positif dengan peningkatan sebesar Rp1,49 Trilyun, dari Rp9,54 Trilyun menjadi Rp11,03 Trilyun,” jelas Sri usai menghadiri Rapat Paripurna Ke-22 DPRD Kaltim, di Gedung DPRD Kaltim Jalan Teuku Umar, Selasa (6/8/2024).

Meski demikian, tidak semua komponen mengalami kenaikan. Pendapatan lain-lain yang sah mengalami penurunan yang cukup besar, dari Rp649,05 Milyar menjadi Rp202,04 Milyar, atau berkurang sebesar Rp447 Milyar.

Di sisi belanja daerah, total anggaran yang sebelumnya ditetapkan sebesar Rp20,67 Trilyun kini bertambah menjadi Rp22,19 Trilyun, mengalami peningkatan sebesar Rp1,52 Trilyun. Kenaikan ini terutama terlihat pada Belanja Operasi, yang naik dari Rp9,27 Trilyun menjadi Rp10,06 Trilyun.

Komponen belanja operasi ini meliputi berbagai pos seperti Belanja Pegawai, Belanja Barang dan Jasa, serta belanja lain yang mendukung operasional pemerintahan secara keseluruhan.

Lebih lanjut Sri Wahyuni menyoroti peningkatan signifikan dalam Belanja Modal, yang bertujuan untuk mendukung pencapaian target pembangunan daerah sesuai dengan Rencana Pembangunan Daerah (RPD) Kalimantan Timur 2024-2026.

“Belanja Modal meningkat dari Rp4,46 Trilyun menjadi Rp5,27 Trilyun, dengan fokus utama pada proyek-proyek infrastruktur yang penting untuk pengembangan wilayah dan peningkatan konektivitas antar daerah di Kalimantan Timur,” paparnya.

Baca Juga:

Proyek infrastruktur ini dianggap krusial, untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih merata dan berkelanjutan di seluruh Provinsi.

Meskipun ada peningkatan di berbagai pos belanja, Sri Wahyuni juga mencatat adanya pengurangan pada beberapa komponen lain. Misalnya, belanja tidak terduga mengalami penurunan dari Rp343,26 Milyar menjadi Rp63,91 Milyar, berkurang sebesar Rp279,35 Milyar.

“Pengurangan itu diimbangi dengan peningkatan pada belanja transfer kepada Kabupaten/Kota, yang naik dari Rp6,59 Triliun menjadi Rp6,79 Trilyun, dengan tambahan sebesar Rp200 Milyar.” tandasnya.

Peningkatan belanja transfer ini mencerminkan komitmen untuk memperkuat pemerintahan di tingkat lokal, dan memastikan bahwa Kabupaten dan Kota di Kalimantan Timur memiliki sumber daya yang cukup untuk mendukung pembangunan di wilayah mereka masing-masing. (DETAKKaltim.Com)

Penulis: Lisa

Editor: Lukman

(Visited 51 times, 1 visits today)
Leave A Reply

Your email address will not be published.

error: Content is protected !!