Merayakan Hari Ibu, Memerdekakan Perempuan dari Stigma

0 89
  • Penulis : Sanzainah Ratna Dewi
  • Mahasiswi Prodi Farmasi Universitas Muhammadiyah Malang

SETIAP tanggal 22 Desember selalu diperingati sebagai Hari Ibu. Hari Ibu diawali dari Kongres Perempuan Indonesia yang pertama dilaksanakan pada tanggal 22-25 Desember 1928, dengan tujuan menyatukan perkumpulan perempuan-perempuan Indonesia dalam satu perhimpunan Indonesia. Momen tersebut menjadi peristiwa kebangkitan perempuan Indonesia, untuk berdiri setara dengan kaum laki-laki.

Peringatan Hari Ibu bertujuan memotivasi semua pemegang kepentingan dan masyarakat luas, untuk memberikan perhatian dan pembenaran akan pentingnya keberadaan perempuan dalam berbagai sektor pembangunan.

Ibu memiliki peran terbesar dalam kehidupan manusia, ia bisa menjadi ibu untuk anaknya dan menjadi seorang istri bagi suaminya. Dan dalam pekerjaan ia bisa menjadi pemimpin, karyawan, atau apa saja. Dalam menjalankan perannya support system sangat penting bagi perempuan sehingga, kesehatan mental terus terjaga.

Salah satu faktor permasalahan bagi perempuan Indonesia adalah, adanya kesenjangan antara karir dan keluarga. Seakan-akan perempuan dipaksa untuk memilih antara karir atau keluarga. Jika ia memilih karir, maka kedudukan pekerjaan di Indonesia sering kali tidak mendukung peran seorang ibu. Biasanya di perkantoran dan perusahaan yang menetapkan jam kerja mulai pagi sampai sore, akan mengakibatkan pekerja perempuan tidak dapat memenuhui kebutuhan primer anaknya. Seperti pemberian ASI kepada anaknya yang masih Balita dan dengan terpaksa, ia menitipkan anaknya kepada baby sitter atau pembantu.

Selain itu, perempuan dituntut harus bisa multiperan. Ada banyak perempuan yang tidak pernah dikasih kesempatan, untuk memilih atau mengeksplor dirinya. Perempuan dipandang makhluk yang lemah, padahal perempuan juga bisa mandiri. Peran Ibu menjadi wanita pertama yang membangkitkan semangat kepada seorang anak, dan masa depan keluarga banyak ditentukan oleh peran seorang ibu.

Perempuan karir di Indonesia pada umumnya menghadapi situasi sulit yang sangat besar, dan hal yang harus dilakukan adalah bagaimana memposisikan perempuan secara adil dan setara dalam politik, karena pada kenyataannya banyak laki-laki yang tidak lebih baik dari perempuan.

Umumnya perempuan cenderung peka terhadap lingkungan sekitarnya. Gerakan perempuan perlu mempertahankan keterbukaa pikiran, siap mendengarkan, berdialog serta bernegoisasi dengan berbagai kelompok yang ada dalam masyarakat.

Tidak ada perbedaan antara laki-laki dan perempuan dalam seluruh bidang kehidupan, baik ranah lokal maupun publik sangat tegas, keadilan harus ditegakkan. Keadilan merupakan prinsip yang harus ditegakkan dalam menata kehidupan manusia, prinsip harus tetap ada dalam setiap norma dan perilaku umat manusia.

Kita sebagai bagian dari masyarakat mesti berpikir ulang tentang bagaimana kita melihat konsep keperempuanan dan keibuan, setiap perempuan punya hak untuk memilih jalan hidupnya yang bebas dari ekspetasi sosial. (DETAKKaltim.Com)

Editor  : Lukman

(Visited 6 times, 1 visits today)
Leave A Reply

Your email address will not be published.

error: Content is protected !!