Otto Geo Diwara P. (foto : Exclusive)
- Penulis: Otto Geo Diwara Purba
- Ketua Forum Komunikasi Pensiunan Pekerja Pertamina Bersatu
PEMBANGUNAN kilang minyak modular oleh Danantara merupakan bagian dari kesepakatan dagang antara Indonesia dan Amerika Serikat, yang menghasilkan penurunan tarif resiprokal dari 32% menjadi 19%. Rencana ini dikabarkan akan dilakukan melalui kerja sama dengan perusahaan rekayasa AS, KBR Inc, dengan nilai investasi sekitar US$8 MilYar atau setara Rp130 Trilyun ¹.
(Informasi mengenai lokasi pembangunan kilang minyak modular ini. Awalnya dilaporkan bahwa kilang minyak akan dibangun di Amerika Serikat, tetapi kemudian dikabarkan bahwa pembangunan kilang minyak modular akan dilakukan di Indonesia dengan menggunakan skema engineering, procurement, and construction (EPC) dari AS)
Pembangunan kilang minyak modular dapat dilihat sebagai bagian dari upaya meningkatkan kerja sama ekonomi, antara Indonesia dan AS. Dengan adanya kesepakatan ini, Indonesia dapat memperoleh investasi dan teknologi dari AS, sementara AS dapat meningkatkan akses pasarnya ke Indonesia.
Kilang modular dapat dianggap sebagai proyek yang berpotensi rugi jika dilihat dari beberapa sisi, antara lain:
- Biaya investasi awal yang tinggi: Pembangunan kilang modular memerlukan biaya investasi awal yang besar, termasuk biaya desain, konstruksi, dan instalasi.
- Risiko operasional: Kilang modular dapat memiliki risiko operasional yang lebih tinggi dibandingkan dengan kilang konvensional, karena desainnya yang lebih kompleks dan teknologi yang lebih canggih.
- Ketergantungan pada pasokan bahan baku: Kilang modular memerlukan pasokan bahan baku yang stabil untuk dapat beroperasi secara efektif, sehingga jika pasokan bahan baku terganggu, maka kilang dapat mengalami kerugian.
- Harga jual produk yang tidak stabil: Kilang modular menghasilkan produk yang harganya dapat berfluktuasi di pasar internasional, sehingga jika harga jual produk turun, maka kilang dapat mengalami kerugian.
Namun, kilang modular juga memiliki beberapa kelebihan, seperti:
- Fleksibilitas: Kilang modular dapat dirancang untuk dapat beroperasi dengan kapasitas yang lebih kecil, dan dapat disesuaikan dengan kebutuhan pasar.
- Waktu konstruksi yang lebih cepat: Kilang modular dapat dibangun dalam waktu yang lebih cepat dibandingkan dengan kilang konvensional.
- Dampak lingkungan yang lebih rendah: Kilang modular dapat dirancang untuk memiliki dampak lingkungan yang lebih rendah, dibandingkan dengan kilang konvensional.
Dari sisi Nelson Index, liability, reliability, dan Debt to Equity Ratio (DER), kilang modular dapat memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan.
- Nelson Index:
Kilang modular dapat memiliki Nelson Index yang lebih rendah, karena desainnya yang lebih sederhana dan teknologi yang lebih modern. Namun, kompleksitas kilang modular juga dapat mempengaruhi Nelson Index, tergantung pada desain dan teknologi yang digunakan.
- Liability:
Kilang modular dapat memiliki liabilitas yang lebih rendah karena desainnya yang lebih modern, dan teknologi yang lebih aman. Namun, kilang modular juga dapat memiliki liabilitas yang terkait dengan teknologi baru dan kompleksitas operasional.
- Reliability:
Kilang modular dapat memiliki reliabilitas yang lebih tinggi, karena desainnya yang lebih modern dan teknologi yang lebih canggih. Namun, kilang modular juga dapat memiliki risiko reliabilitas yang terkait dengan kompleksitas operasional dan ketergantungan pada teknologi.
- Debt to Equity Ratio (DER):
Kilang modular dapat memiliki DER yang lebih tinggi, karena biaya investasi awal yang besar. Namun, kilang modular juga dapat memiliki DER yang lebih rendah, jika dapat menghasilkan pendapatan yang stabil dan meningkat.
Dalam keseluruhan, kilang modular dapat memiliki kelebihan dan kekurangan dari sisi Nelson Index, liability, reliability, dan DER. Oleh karena itu, perlu dilakukan analisis yang cermat dan komprehensif untuk menentukan kelayakan proyek kilang modular.
Karena sudah pasti crude dari Amerika TWI – sweet crude dengan sulfur < 0,2% dan dana bantuan 8 Milyar USD, dan lebih baik dan menguntungkan membangun kilang modern menghasilkan produk BBM dan petrochemical ini yang lebih untung.
Jika sudah ada kepastian pasokan crude, dana yang besar, dan insentif pajak yang baik, maka kilang modular mungkin tidak lagi menjadi pilihan yang paling menguntungkan.
Dalam kasus seperti ini, kilang besar dan kompleks mungkin lebih menguntungkan karena dapat memanfaatkan skala ekonomi dan meningkatkan efisiensi produksi. Selain itu, kilang besar juga dapat memproduksi produk yang lebih beragam dan memiliki nilai tambah yang lebih tinggi.
Kilang besar dan kompleks mungkin menjadi pilihan yang lebih baik dari pada kilang modular.
Parameter untuk menentukan apakah kilang besar dan kompleks lebih menguntungkan dari pada kilang modular dapat meliputi:
- Skala produksi: Kilang besar dapat memproduksi dalam jumlah besar, sehingga dapat memanfaatkan skala ekonomi dan meningkatkan efisiensi produksi.
- Diversifikasi produk: Kilang besar dapat memproduksi produk yang lebih beragam, sehingga dapat meningkatkan pendapatan dan mengurangi risiko pasar.
- Nilai tambah produk: Kilang besar dapat memproduksi produk yang memiliki nilai tambah yang lebih tinggi, sehingga dapat meningkatkan keuntungan.
- Biaya produksi: Kilang besar dapat memiliki biaya produksi yang lebih rendah karena efisiensi skala dan penggunaan teknologi yang lebih canggih.
- Ketersediaan bahan baku: Kilang besar memerlukan pasokan bahan baku yang stabil dan besar, sehingga dapat memaksimalkan kapasitas produksi.
Catatannya : kontribusi yang didapat dari barter dagang itu, harus mendapat nilai tambah yang besar, bukan hanya utk pemerataan bangun kilang, melihat dari kapasitas kilang Indonesia vs lifting minyak Indonesia.
Berdasarkan data yang ada, kapasitas kilang Pertamina saat ini mencapai 1,359 juta barel per hari pada tahun 2024 dan diproyeksikan meningkat menjadi 1,384 juta barel per hari pada tahun 2025. Namun, produksi minyak domestik Indonesia hanya sekitar 600.000 barel per hari, sehingga terdapat defisit yang cukup besar
Dalam kondisi seperti ini, pembangunan kilang baru masih dapat dipertimbangkan dengan beberapa alasan:
- Meningkatkan kapasitas produksi: Pembangunan kilang baru dapat meningkatkan kapasitas produksi dan mengurangi ketergantungan pada impor.
- Meningkatkan kualitas produk: Pembangunan kilang baru juga dapat meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan, sehingga dapat memenuhi standar emisi yang lebih ketat.
Pertimbangan lain :
- Ketersediaan bahan baku: Apakah ada jaminan ketersediaan bahan baku yang cukup untuk mendukung operasional kilang baru?.
- Biaya investasi: Pembangunan kilang baru memerlukan biaya investasi yang besar, sehingga perlu dipertimbangkan apakah investasi tersebut layak secara ekonomi.
Dalam hal pembangunan kilang baru saat ini karena given/paksa rela dari Amerika serikat pengurangan tax dagang Indonesia Amerika, tapi jangan jadi beban rakyat. (DETAKKaltim.Com)
Editor: Lukman
