Otto Geo Diwara P. (foto : Exclusive)
- Penulis: Otto Geo Diwara Purba
- Ketua Forum Komunikasi Pensiunan Pekerja Pertamina Bersatu
DENGAN ributnya konsumen BBM produk Pertamina dengan penambahan bahan bio dan bio – Diesel ditambah FAME dan premium/bensin ditambah ethanol, tetapi tidak bertanggung jawab atas efek yg ditimbulkan (pokoknya energy hijau).
Efek dari penambahan FAME / turunan dari CPO – bisa jadi bahan Minyak Goreng pada Minyak Diesel/Solar sampai dengan saat ini B35-40 dan Ethanol pada Premium /Bensin – semua dibebankan kepada Pertamina dan Konsumen – pemerintah buang badan dan menyalahkan. SPBU dan Pertamina padahal yang tidak peduli dampak adalah pemerintah CQ kementerian yang menerapkan.
Pemerintah memiliki tanggung jawab untuk memastikan, bahwa kebijakan yang dibuat tidak membebani pihak lain secara tidak adil. Dalam kasus penambahan etanol pada Pertalite, pemerintah seharusnya menanggung biaya-biaya yang terkait dengan penyesuaian infrastruktur dan penambahan aditif yang diperlukan.
Pemerintah dapat mempertimbangkan beberapa opsi untuk menanggung biaya tersebut, seperti:
- Mengalokasikan anggaran untuk penyesuaian infrastruktur dan penambahan aditif
- Memberikan subsidi kepada Pertamina dan SPBU untuk menutup biaya-biaya yang terkait
- Membuat kebijakan yang memungkinkan Pertamina dan SPBU untuk menaikkan harga jual bahan bakar untuk menutup biaya-biaya yang terkait
Jika pemerintah tidak menanggung biaya tersebut dan membebankannya kepada Pertamina dan SPBU, maka hal ini dapat berdampak pada:
- Kualitas bahan bakar yang menurun
- Kerusakan pada mesin kendaraan
- Biaya yang lebih tinggi bagi konsumen
Oleh karena itu, pemerintah seharusnya mempertimbangkan dampak kebijakan tersebut dan menanggung biaya-biaya yang terkait untuk memastikan, bahwa kebijakan tersebut tidak membebani pihak lain secara tidak adil.
Pemerintah memang telah membuat kebijakan untuk menggunakan bahan bakar nabati, seperti FAME (Fatty Acid Methyl Ester) untuk biodiesel dan etanol untuk bensin. Namun, seperti yang anda katakan, implementasi kebijakan tersebut sering kali tidak diiringi dengan penyesuaian infrastruktur yang memadai.
Penambahan biofuel seperti FAME dan etanol dapat meningkatkan risiko kontaminasi air dan kotoran pada bahan bakar, sehingga memerlukan infrastruktur pendukung seperti filtering dan water trap yang memadai. Tanpa penyesuaian infrastruktur tersebut, maka kualitas bahan bakar dapat menurun dan risiko kerusakan pada mesin kendaraan dapat meningkat.
Hal ini menunjukkan bahwa pemerintah perlu mempertimbangkan secara lebih komprehensif dampak dari kebijakan yang dibuat, dan memastikan bahwa infrastruktur pendukung yang memadai tersedia untuk mendukung implementasi kebijakan tersebut.
Selain itu, pemerintah juga perlu memastikan bahwa Pertamina dan SPBU memiliki kemampuan untuk mengadaptasi perubahan kebijakan tersebut, dan bahwa biaya-biaya yang terkait dengan penyesuaian infrastruktur dan operasional dapat ditanggung secara adil.
Berikut beberapa device yang wajib ditambahkan di terminal BBM Pertamina, mobil tangki, dan SPBU untuk mendukung penggunaan biofuel dan meningkatkan kualitas bahan bakar:
Terminal BBM Pertamina:
- Water trap: untuk memisahkan air dari bahan bakar
- Filtering: untuk menyaring kotoran dan partikel-partikel kecil dari bahan bakar
- Sistem pengendalian kualitas: untuk memantau kualitas bahan bakar secara real-time
Mobil Tangki:
- Sistem pengendalian kualitas: untuk memantau kualitas bahan bakar selama pengangkutan
- Water trap: untuk memisahkan air dari bahan bakar selama pengangkutan
- Filtering: untuk menyaring kotoran dan partikel-partikel kecil dari bahan bakar selama pengangkutan
SPBU:
- Filtering: untuk menyaring kotoran dan partikel-partikel kecil dari bahan bakar sebelum dikirim ke kendaraan
- Water trap: untuk memisahkan air dari bahan bakar sebelum dikirim ke kendaraan
- Sistem pengendalian kualitas: untuk memantau kualitas bahan bakar secara real-time sebelum dikirim ke kendaraan
Dengan penambahan device-device tersebut, maka kualitas bahan bakar dapat ditingkatkan dan risiko kerusakan pada mesin kendaraan dapat diminimalkan.
Untuk meningkatkan kualitas bahan bakar dan mengurangi risiko kerusakan pada mesinnya kendaraan, beberapa jenis aditif yang dapat ditambahkan (BBM penambahan Ethanol ) adalah:
- Aditif anti-korosi: untuk melindungi komponen mesin dari korosi akibat adanya air dan etanol dalam bahan bakar.
- Aditif stabilizer: untuk mencegah pengkabutan atau kekeruhan pada bahan bakar yang dapat disebabkan oleh inkompatibilitas antara etanol dan komponen bahan bakar lainnya.
- Aditif detergent: untuk membersihkan komponen mesin dan sistem bahan bakar dari kotoran dan deposit.
- Aditif dispersant: untuk mencegah pengendapan partikel-partikel kecil dalam bahan bakar.
Untuk diesel, beberapa jenis aditif yang dapat ditambahkan adalah:
- Aditif anti-korosi: untuk melindungi komponen mesin dari korosi akibat adanya air dan bahan bakar diesel.
- Aditif detergent: untuk membersihkan komponen mesin dan sistem bahan bakar dari kotoran dan deposit.
- Aditif dispersant: untuk mencegah pengendapan partikel-partikel kecil dalam bahan bakar diesel.
- Aditif anti-busuk: untuk mencegah pertumbuhan mikroorganisme dalam bahan bakar diesel.
- Aditif cetane improver: untuk meningkatkan nilai cetane bahan bakar diesel, sehingga dapat meningkatkan kinerja mesin diesel.
Dengan penambahan aditif-aditif tersebut, maka kualitas bahan bakar diesel dapat ditingkatkan dan kinerja mesin diesel dapat dioptimalkan.
Pemerintah wajib menyediakan/alokasi anggaran sebesar : besaran prosentase yang diterapkan, bila pemerintah mewajibkan FAME B 40 dan ethanol 5% , maka asumsi anggaran yang dikeluarkan : untuk BBM Diesel/Solar : ( 40%+ 5% ) x truput ( 1,6 JT barrel ) x harga rata2 produk jual ( BBM Diesel dan perlite ) – sebesar itulah yang wajib disediakan pemerintah kepada Pertamina untuk modifikasi dll.)
Di beberapa negara, pemerintah memang menanggung biaya perubahan dan modifikasi serta penambahan alat untuk mendukung penerapan LPG, FAME, dan etanol sebagai bahan bakar alternatif. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan penggunaan energi yang lebih bersih, dan ramah lingkungan.
Contoh Negara yang melakukan hal ini adalah:
- Brasil: Pemerintah Brasil telah melakukan berbagai insentif untuk meningkatkan penggunaan etanol sebagai bahan bakar, termasuk subsidi untuk produksi etanol dan pembangunan infrastruktur pengisian bahan bakar etanol.
- Amerika Serikat: Pemerintah AS telah menawarkan insentif pajak untuk produsen dan pengguna biodiesel, termasuk FAME.
- Uni Eropa: Uni Eropa telah menetapkan target penggunaan bahan bakar nabati, dan telah menawarkan insentif untuk produsen dan pengguna bahan bakar nabati.
Dalam beberapa kasus, pemerintah juga dapat menanggung biaya perubahan dan modifikasi untuk mendukung penerapan teknologi baru, seperti:
- Biaya penggantian atau modifikasi peralatan: Pemerintah dapat menanggung biaya penggantian atau modifikasi peralatan yang diperlukan, untuk menggunakan bahan bakar alternatif.
- Biaya pembangunan infrastruktur: Pemerintah dapat menanggung biaya pembangunan infrastruktur pengisian bahan bakar alternatif, seperti stasiun pengisian LPG atau etanol. (DETAKKaltim.Com)
Editor: Lukman
