
20 finalis Teruna Dara Kukar 2025 menunjukkan bakat dalam Panggung Aspirasi Budaya. (foto: Alim)
DETAKKaltim.Com, KUTAI KARTANEGARA: Simpang Odah Etam di jantung Kota Tenggarong tak hanya menjadi titik keramaian warga, melainkan juga ruang ekspresi terbuka bagi generasi muda Kutai Kartanegara (Kukar).
Sebanyak 20 finalis Teruna Dara Kukar 2025 menampilkan kebolehan mereka dalam ajang Malam Unjuk Bakat, membingkai kreativitas, nilai-nilai budaya, hingga spiritualitas dalam satu panggung yang inklusif.
Dari lantunan ayat suci Al-Qur’an, puisi bertema budaya, hingga tarian tradisional yang mencerminkan kearifan lokal tiga wilayah besar Kukar – keraton, pesisir, dan pedalaman – seluruh finalis menyampaikan lebih dari sekadar pertunjukan. Mereka menjadikan panggung sebagai medium berbicara tentang identitas daerah, di tengah arus globalisasi yang kian deras.
Adyatama Pengembangan Ekonomi Kreatif Dispar Kukar Surya Gunawan menyebut, bahwa momen unjuk bakat ini sebagai cerminan ekosistem seni dan budaya yang sedang tumbuh.
“Yang kita saksikan malam ini bukan sekadar kompetisi, tetapi representasi dari energi kebudayaan yang terus bergerak di tengah generasi muda,” kata Surya beberapa waktu lalu.
Lanjut Surya, panggung publik seperti ini berperan besar dalam menciptakan keberanian tampil, terutama bagi anak muda dari latar belakang berbeda. Ia juga menyoroti pentingnya keberpihakan terhadap wilayah yang selama ini minim representasi.
“Kita ingin memastikan bahwa setiap kecamatan di Kukar merasa memiliki ruang yang sama. Karena talenta itu tidak hanya tumbuh di pusat kota,” ujarnya.
Baca Juga:
- SISPARDA KUKAR, Terobosan Digital Buka Akses Wisata
- Kukar Lintasi Pulau, Diplomasi Budaya Melalui Eroh Bebaya
- Eroh Bebaya, Jembatan Identitas dan Promosi Daerah Kukar
Ia menekankan, jika ingin membangun promosi pariwisata yang kuat, maka perlu dibangun dulu duta-duta budaya yang memiliki kedekatan emosional dengan nilai-nilai lokal. Teruna Dara Kukar, dalam pandangan Dispar, bukan hanya ajang seremonial, tapi juga upaya strategis membentuk representasi generasi muda yang memahami sejarah, budaya, dan dinamika masyarakatnya.
Kawasan SOE yang biasanya menjadi ruang transit warga, malam itu berubah jadi arena kontemplasi kultural. Ratusan pengunjung tidak sekadar menonton, tetapi ikut menyelami narasi-narasi yang disampaikan lewat musik, gerak, dan kata.
Ajang Teruna Dara Kukar juga memberikan pengalaman konkret bagi finalis dalam mengelola tekanan, tampil di ruang terbuka, hingga menyampaikan pesan dengan estetika. Hal ini dianggap sebagai bekal penting dalam menjalankan peran mereka nantinya sebagai duta wisata yang aktif dalam promosi daerah, baik di Kukar maupun di luar Kalimantan Timur.
“Lewat ekspresi seni, mereka bukan hanya unjuk bakat, tapi juga sedang belajar memaknai siapa mereka sebagai bagian dari Kukar.” pungkas Surya.
Malam Unjuk Bakat bukan sekadar rangkaian dari seleksi duta wisata, tetapi menjadi catatan penting bahwa Kukar memiliki generasi muda yang siap tampil, berpikir, dan membawa budaya daerah ke panggung yang lebih luas. (DETAKKaltim.Com/Adv./Dispar)
Penulis: Alim
Editor: Lukman