
Kepala Bidang Pengembangan Destinasi Pariwisata Dinas Pariwisata Kukar M Ridha Fatrianta. (foto: Alim)
DETAKKaltim.Com, KUTAI KARTANEGARA: Dinas Pariwisata Kutai Kartanegara (Dispar Kukar) tengah membangun ekosistem pariwisata desa yang tak hanya bertumpu pada destinasi, tetapi juga mengakar kuat pada kelembagaan masyarakat dan kolaborasi pendidikan.
Salah satu upaya kunci adalah mempercepat pembentukan dan penguatan Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis), secara bertahap di berbagai desa potensial.
“Wisata yang kuat bukan hanya soal tempat indah. Tapi soal bagaimana masyarakat bisa mengelola dan menikmati hasilnya secara mandiri,” tegas M Ridha Fatrianta Kepala Bidang Pengembangan Destinasi Pariwisata Dispar Kukar beberapa waktu lalu.
Ridha menyebut, pihaknya baru saja menyelesaikan rangkaian kegiatan sosialisasi sekaligus penyerahan SK Pokdarwis di sejumlah desa, termasuk Sanggulang, Muara Ritan, Manunggal Jaya, hingga Marangkayu.
Kegiatan ini bukan seremonial semata, tapi awal dari penguatan struktur masyarakat sebagai pelaku utama Sektor Wisata.
Tak berhenti pada pembentukan, Dispar Kukar kini juga mendorong pendampingan intensif di 3 desa wisata prioritas, Sangkuliman, Sumber Sari, dan Kersik. Program ini unik karena dijalankan tak hanya oleh jajaran dinas, melainkan juga melibatkan mahasiswa dari Politeknik Negeri Samarinda (Polnes), khususnya penerima Beasiswa Kukar Idaman.
“Ini kolaborasi antara pemerintah, dunia pendidikan, dan masyarakat. Mahasiswa dari Kukar yang kuliah di Polnes kami libatkan langsung. Ini bagian dari pengabdian mereka sekaligus transfer ilmu ke desa,” jelas Ridha.
Baca Juga:
- Festival Yogya Panggung Diplomasi Budaya Kukar
- Homestay Terbengkalai, Potensi Wisata Danau Semayang Belum Tergarap
- Dari Edukasi ke Identitas, Desa Sumber Sari Tawarkan Wisata Baru
Desa Sumber Sari saat ini bahkan tengah mengikuti Lomba Desa Wisata, Tingkat Provinsi Kalimantan Timur. Menurut Ridha, ajang itu bukan tujuan utama, melainkan momentum pembuktian bahwa desa mampu berkembang dengan fondasi yang benar.
“Yang kita kejar bukan sekadar piala, tapi warisan manfaat yang benar-benar terasa untuk warga. Kalau pelatihan dan pendampingannya tepat, dampaknya akan jangka panjang,” tambahnya.
Ridha mengungkapkan bahwa meski awalnya 5 desa direncanakan mendapat pendampingan, keterbatasan anggaran dan waktu membuat hanya 3 desa yang dijalankan tahun ini.
Namun untuk 2026, ia menargetkan pendampingan diperluas kembali ke 5 desa dengan metode seleksi berdasarkan wilayah strategis dan kesiapan partisipasi warga.
Dispar Kukar juga menyiapkan pelatihan lanjutan dan program sertifikasi kompetensi, baik untuk Pokdarwis maupun pelaku usaha wisata lainnya. Kegiatan ini rencananya digelar akhir Juni 2025, sembari menunggu pencairan anggaran.
“Kalau mau pariwisata kita naik kelas, maka SDMnya juga harus naik kelas. Bukan hanya bisa mengelola, tapi juga punya sertifikat dan pengakuan. Itu yang sedang kami susun.” tutup Ridha.
Dengan pendekatan kolaboratif, pendidikan berbasis praktik, serta fokus pada partisipasi masyarakat, Dispar Kukar membuktikan bahwa pembangunan pariwisata tak lagi melulu soal destinasi. Ini tentang membentuk ekosistem lokal yang tangguh, mandiri, dan berkelanjutan. (DETAKKaltim.Com/Adv./Dispar)
Penulis: Yudi
Editor: Lukman