
Plt. Kepala Bidang Pemasaran Dispar Kukar Ivan Ahmad. (foto: Alim)
DETAKKaltim.Com, KUTAI KARTANEGARA: Kutai Kartanegara (Kukar) tengah mempersiapkan satu langkah besar untuk masa depan seni lokal, membentuk generasi baru duta budaya melalui program Road to EBIFF 2025.
Program ini menjadi titik temu antara semangat regenerasi dan upaya diplomasi budaya, yang digerakkan oleh Dinas Pariwisata Kukar.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Bidang Pemasaran Dispar Kukar Awang Ivan Ahmad menekankan, partisipasi Kukar dalam East Borneo International Folklore Festival (EBIFF) bukan hanya agenda rutin tahunan, tetapi panggilan untuk memperkenalkan wajah baru seni tradisi Kukar di pentas dunia.
“Ini bukan soal tampil. Ini tentang memperkenalkan identitas dan warisan daerah melalui generasi baru seniman. Seni tari bukan sekadar hiburan, tapi alat diplomasi budaya,” ujar Ivan beberapa waktu lalu.
Sebagai langkah awal, Dispar Kukar membuka pendaftaran terbuka bagi komunitas seni tari lokal dari seluruh penjuru Kukar. Program Road to EBIFF 2025 menjadi saringan awal untuk menemukan kelompok seni yang tak hanya berbakat, tetapi juga siap membawa nilai-nilai kearifan lokal ke ranah internasional.
Seleksi digelar secara bertahap dalam dua sesi di panggung Simpang Odah Etam (SOE), ruang ekspresi seni publik yang rutin digelar di Tenggarong. Delapan grup tari akan tampil di tiap sesi yang digelar pada 7 dan 14 Juni 2025.
“Melalui SOE, kami ingin proses ini menjadi pesta budaya rakyat. Anak-anak muda tampil, masyarakat menonton, dan Kukar merayakan warisan seninya bersama-sama,” kata Ivan.
Baca Juga :
- Kukar Siapkan Duta Seni Terbaik untuk EBIFF 2025
- SPMB Kukar 2025 Tinggalkan Sistem Lama Menuju Kesetaraan
- Pokdarwis Jadi Agen Perubahan Pariwisata Kukar
Menariknya, program ini sepenuhnya berada di bawah koordinasi Bidang Ekonomi Kreatif Dispar Kukar, mencerminkan sinergi antara pelestarian budaya dan pengembangan ekonomi kreatif berbasis lokal. Dispar tak hanya mencari yang terbaik, tetapi juga membangun ekosistem berkelanjutan bagi komunitas seni.
EBIFF sendiri, merupakan festival budaya internasional yang digagas oleh Pemprov Kalimantan Timur dan diikuti oleh negara-negara dari berbagai belahan dunia. Bagi Kukar, partisipasi ini menjadi momentum kebangkitan setelah sekian lama dikenal sebagai tuan rumah Tenggarong International Folk Arts Festival (TIFAF).
“Kalau dulu kita dikenal lewat TIFAF, kini waktunya Kukar kembali ke panggung dunia. Tapi dengan semangat baru yang kolaboratif, regeneratif, dan berbasis komunitas,” tegas Ivan.
Ia berharap partisipasi ini bukan sekadar seremoni, tapi benar-benar mendorong lahirnya duta seni yang tak hanya tampil, tapi juga menginspirasi.
“Anak muda Kukar harus bangga. Mereka tidak hanya pewaris budaya, tapi juga ujung tombak memperkenalkannya ke dunia.” tutup Ivan optimis. (DETAKKaltim.Com/Adv./Dispar)
Penulis: Gladis
Editor: Lukman