
Sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kukar Joko Sampurno. (foto: Gladis)
DETAKKaltim.Com, KUTAI KARTANEGARA: Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kutai Kartanegara (Kukar) menyerukan perlawanan yang tenang namun tegas, cintai dan gunakan Bahasa Indonesia dengan percaya diri. Seruan ini bukan sekadar himbauan formal, tapi bentuk perlawanan kultural demi menjaga akar identitas bangsa.
Pelaksana Tugas (Plt) Sekretaris Disdikbud Kukar Joko Sampurno, menyuarakan keresahan sekaligus harapan itu. Ia menegaskan Bahasa Indonesia bukan sekadar alat komunikasi, melainkan simbol keindonesiaan yang tidak boleh terkikis oleh derasnya pengaruh budaya asing.
“Kami ingin memastikan Bahasa Indonesia tetap jadi pilihan utama, terutama dalam komunikasi resmi dan ruang-ruang publik. Ini bukan hanya soal tata bahasa, tapi juga tentang harga diri kita sebagai bangsa,” tegas Joko, Senin (9/6/2025).
Ia menyebutkan, Indonesia beruntung memiliki satu bahasa nasional yang menyatukan lebih dari 700 bahasa daerah. Sebuah kekuatan yang tidak dimiliki banyak negara lain, seperti Amerika Serikat atau Singapura, yang justru bergantung pada multibahasa tanpa satu simbol linguistik tunggal.
“Bahasa Indonesia adalah berkah. Negara lain bahkan iri karena kita punya bahasa pemersatu yang kuat. Jadi, mari jaga dan banggakan,” ujarnya.
Namun ia juga menyoroti fenomena yang kian mencemaskan: banyak anak muda dan bahkan institusi yang lebih memilih mencampuradukkan atau mengganti penggunaan bahasa Indonesia dengan istilah asing. Di media sosial, ruang periklanan, bahkan dalam surat-menyurat resmi, dominasi bahasa asing makin terasa.
“Menjadi bagian dari dunia global bukan berarti harus meninggalkan bahasa ibu. Justru, kita harus hadir sebagai bangsa yang punya karakter kuat, dimulai dari bahasa,” lanjut Joko.
Sebagai bentuk nyata, Disdikbud Kukar memperkuat peran guru sebagai agen utama pelestarian bahasa. Lewat pembinaan di sekolah, para guru didorong untuk menjadi teladan dalam penggunaan Bahasa Indonesia yang baik, benar, dan adaptif terhadap perkembangan zaman.
Baca Juga :
- Dispar Sorot Resepsionis Sebagai Garda Depan Daya Saing Wisata Kukar
- Dispar Kukar Tingkatkan Profesionalisme SDM Hotel Lokal
- Kukar Bangkitkan Komitmen Lembaga jadi Benteng Bahasa Negara
“Bahasa itu hidup. Maka guru harus menjadi jembatan antara kaidah yang baku dan pendekatan yang kekinian. Tapi prinsipnya tetap, jangan sampai anak-anak kita malu atau minder berbahasa Indonesia,” katanya.
Joko juga mengingatkan, bahwa kebanggaan terhadap bahasa sendiri harus ditanamkan sejak dini. Ia mengajak generasi muda untuk tidak sekadar mengikuti tren, tetapi menjadi pembawa perubahan dengan menjadikan Bahasa Indonesia sebagai simbol kepercayaan diri dan keberadaban.
“Kita ingin generasi muda yang mampu tampil global, tapi tetap membumi. Bahasa Indonesia adalah wajah kita, jangan sampai tertutup oleh topeng budaya lain.” tutupnya.
Dengan berbagai upaya ini, Disdikbud Kukar berharap semangat mencintai Bahasa Indonesia bisa kembali menyala. Bukan sebagai warisan masa lalu, tetapi sebagai kekuatan kultural yang akan membentuk masa depan bangsa di tengah dunia yang makin tanpa batas. (DETAKKaltim.Com/Adv./Disdik)
Penulis: Gladis
Editor: Lukman