
Kepala Bidang Pengembangan Destinasi Pariwisata Dinas Pariwisata Kukar M Ridha Fatrianta. (foto: Alim)
DETAKKaltim.Com, KUTAI KARTANEGARA: Kesadaran kolektif masyarakat di pedesaan Kutai Kartanegara (Kukar) terhadap potensi wisata lokal, kini menunjukkan tanda-tanda kematangan.
Bukan lagi semata didorong oleh program pemerintah, gerakan pengembangan pariwisata kini mulai mengakar dari bawah, lahir dari inisiatif warga sendiri.
Terbukti, empat desa di Kukar secara sukarela dan mandiri mengajukan pembentukan Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) kepada Dinas Pariwisata Kukar.
Empat desa tersebut yakni Desa Muara Ritan, Santan Ilir, Sedulang, dan Tambang. Usulan ini menjadi penanda kuat bahwa masyarakat mulai menyadari nilai ekonomi, sosial, dan budaya dari sektor pariwisata jika dikelola dengan baik dan berkelanjutan.
Kepala Bidang Pengembangan Destinasi Pariwisata Dinas Pariwisata Kukar M Ridha Fatrianta, menyambut baik geliat positif dari desa-desa tersebut. Ia menilai perubahan pola dari pendekatan top-down menuju bottom-up, menjadi sinyal baik dalam pengembangan sektor pariwisata yang lebih berkelanjutan.
“Kalau dulu kami yang aktif menawarkan dan memfasilitasi pembentukan Pokdarwis, sekarang justru masyarakat yang datang kepada kami, menyampaikan keinginan mereka untuk membentuk kelompok sadar wisata di desanya masing-masing,” ujar Ridha saat ditemui, Rabu (28/5/2025).
Menurut Ridha, pembentukan Pokdarwis idealnya memang dimulai dari kesadaran warga lokal, bukan sekadar program formalitas. Karena itu, keterlibatan masyarakat sejak awal menjadi kunci utama agar pariwisata tidak hanya tumbuh, tapi juga mengakar.
“Yang paling menentukan adalah niat dan komitmen warga desa itu sendiri. Pemerintah hanya bertugas mendampingi dan membina. Semangat dari masyarakat itu yang membuat Pokdarwis bisa tumbuh dan bertahan,” tegasnya.
Sebagai langkah lanjut, Dinas Pariwisata Kukar akan segera melakukan sosialisasi teknis kepada empat desa tersebut, sekaligus menyerahkan Surat Keputusan (SK) pembentukan Pokdarwis sebagai bentuk dukungan resmi dari pemerintah daerah.
Setelah terbentuk, kelompok-kelompok ini akan didampingi melalui pelatihan manajemen destinasi, pemasaran digital, dan pelibatan UMKM lokal.
Baca Juga :
- Dinsos Kukar Dirikan Dapur Umum di Tengah Banjir Purwajaya
- Dispar Kukar Dorong Ekraf Jadi Kekuatan Ekonomi Lokal
- Teruna Dara Kukar 2025, Panggung Anak Muda Promosikan Wisata
Ridha lebih jauh menjelaskan, Pokdarwis bukan sekadar organisasi masyarakat biasa. Ia merupakan wadah strategis yang mengelola potensi wisata berbasis komunitas, menghubungkan antara kearifan lokal, budaya, lingkungan, dan ekonomi kreatif desa.
“Kalau desa punya air terjun, situs sejarah, kerajinan khas, kuliner lokal, semuanya bisa dikemas jadi daya tarik wisata. Tapi yang paling penting, pengelolaannya harus dari masyarakat sendiri agar tercipta rasa memiliki dan tanggung jawab jangka panjang,” jelas Ridha.
Dengan munculnya inisiatif dari empat desa ini, Dinas Pariwisata Kukar berharap akan tercipta gerakan yang lebih masif di desa-desa lainnya. Apalagi, Kukar sendiri memiliki potensi besar dengan bentang alam yang beragam, budaya lokal yang kaya, serta cerita sejarah yang unik dari satu kampung ke kampung lainnya.
Gerakan ini juga dinilai sejalan dengan visi Bupati Kukar Edi Damansyah, yang sejak awal menekankan pentingnya pemberdayaan masyarakat desa sebagai pilar utama pembangunan Sektor Pariwisata.
Dalam berbagai kesempatan, Bupati menyebut pariwisata bukan sekadar Sektor Ekonomi, tapi juga alat untuk memperkuat identitas lokal dan memperluas partisipasi masyarakat dalam pembangunan.
Dukungan warga dalam membentuk Pokdarwis secara mandiri juga menegaskan kebangkitan pariwisata desa, tidak harus dimulai dari proyek besar. Tetapi dari semangat bersama warga yang ingin memperkenalkan keunikan desanya, ke dunia luar.
“Pokdarwis adalah bukti nyata bahwa warga percaya desanya punya potensi. Sekarang tinggal kita dampingi agar potensi itu bisa dikelola dan berkembang,” pungkas Ridha.
Dengan pola yang semakin partisipatif ini, masa depan pariwisata Kukar tampak cerah, karena ia dibangun dari bawah oleh rakyat, untuk rakyat. (DETAKKaltim.Com/Adv./Dispar)
Penulis: Alim
Editor: Lukman