
Danau Kumbara merupakan eks tambang yang kini dikelola sebagai destinasi wisata yang dikelola BUMDes. (foto: Gladis)
DETAKKaltim.Com, KUTAI KARTANEGARA: Transformasi kawasan eks tambang menjadi destinasi wisata, kian menjadi tren pembangunan desa di Kutai Kartanegara (Kukar).
Salah satu contoh paling menonjol datang dari Desa Kota Bangun III, Kecamatan Kota Bangun Darat, yang sukses menyulap bekas lahan tambang milik PT Gemida menjadi Danau Kumbara, ikon wisata desa yang kini ramai dikunjungi dan dikelola sepenuhnya oleh Badan Usaha Milik Desa (BUMDes).
Keberhasilan ini tak hanya menunjukkan kecakapan desa dalam mengelola aset lokal, tetapi juga menjadi bukti nyata bahwa desa mandiri bisa dicapai melalui pendekatan pariwisata berbasis komunitas.
Danau Kumbara kini dilengkapi berbagai fasilitas seperti kolam renang, wahana perahu air, gazebo, hingga aula serbaguna yang kerap dipakai untuk acara warga maupun pengunjung luar.
Kepala Desa Kota Bangun III Lilik Hendrawanto mengungkapkan, ide pengelolaan Danau Kumbara muncul dari semangat warga untuk menjadikan lahan tidur sebagai sumber kesejahteraan bersama.
“Kami tak ingin sekadar menunggu program dari pusat atau kabupaten. Melalui BUMDes, kami buktikan bahwa potensi lokal bisa menjadi tumpuan pembangunan. Danau Kumbara adalah wajah optimisme kami,” ujar Lilik, Sabtu (17/5/2025).
Baca Juga:
- Percepat Kemajuan Sektor Pariwisata, Dispar Kukar Kolaborasi OPD
- Langkah Nyata Dispar Kukar, Bantu Desa Wisata Kembangkan Ekonomi
- Rekat Budaya Kukar 2025, Panggung Pembuktian Anak Muda
Tak hanya menyediakan hiburan, kawasan wisata ini juga menjadi lokomotif ekonomi mikro. Di sekeliling danau, puluhan UMKM tumbuh subur.
Mulai dari pedagang makanan tradisional, minuman segar, hingga kerajinan tangan, semuanya merupakan hasil kreasi masyarakat desa yang difasilitasi langsung oleh pengelola BUMDes.
Sistem pengelolaannyapun mengedepankan prinsip inklusif dan merakyat. Harga tiket masuk hanya Rp5.000 untuk orang dewasa, dan gratis untuk anak-anak.
Wahana air bisa dinikmati dengan tarif yang terjangkau, sementara fasilitas umum seperti gazebo tidak dipungut biaya jika pengunjung datang lebih awal. Hal ini membuat Danau Kumbara menjadi pilihan favorit wisatawan lokal dan keluarga.
Dalam upaya mempromosikan tempat ini, Festival Cenil menjadi salah satu event andalan. Perpaduan antara pertunjukan budaya, kuliner lokal, dan pameran produk desa, menjadikan festival ini ajang yang efektif memperkenalkan potensi desa kepada khalayak luas.
Plt Kepala Bidang Pemasaran Dispar Kukar Awang Ivan Ahmad, turut mengapresiasi pencapaian BUMDes Kota Bangun III.
Ia menilai, Danau Kumbara sudah selayaknya dijadikan role model bagi desa lain di Kukar dalam pengembangan wisata berbasis pemberdayaan.
“Ini bukan hanya wisata, ini adalah gerakan sosial dan ekonomi yang terorganisir dengan baik. Kami akan terus mendampingi dan mempromosikan destinasi seperti ini, terutama melalui platform digital agar jangkauannya semakin luas,” ungkap Awang Ivan.
Dispar Kukar juga menegaskan bahwa pendekatan kolaboratif seperti ini, sejalan dengan visi pembangunan daerah yang menekankan kemandirian desa melalui sektor-sektor unggulan, termasuk pariwisata.
Kini, Danau Kumbara bukan lagi sekadar tempat rekreasi, tetapi simbol perubahan desa, dari ketergantungan menuju kemandirian. Kisah sukses yang diharapkan bisa menular ke desa-desa lainnya di Kukar. (DETAKKaltim.Com/Adv./Dispar)
Penulis: Gladis
Editor: Lukman