DETAKKaltim.Com, SAMARINDA: Ketua Pengurus Provinsi (Pengprov) Persatuan Angkat Besi Seluruh Indonesia (PABSI) Kalimantan Timur (Kaltim) Agiel Suwarno, mengungkapkan tantangan dalam pembinaan atlet di tingkat Kabupaten dan Kota Kaltim masih tergolong besar.
Agiel mengakui bahwa saat ini, hanya sejumlah daerah yang berhasil secara konsisten menghasilkan atlet berbakat dan berpotensi. Hal ini menunjukkan adanya ketidakmerataan, dalam pembinaan yang berlangsung di berbagai wilayah di Kaltim.
“Pembinaan atlet belum merata di seluruh daerah. Beberapa daerah memiliki program yang baik dan menghasilkan atlet yang berkualitas, sementara daerah lain masih perlu banyak melakukan perbaikan,” ungkap Agiel di Aula Pusdiklat Gelanggang Olahraga Kadrie Oening, Sempaja, Samarinda, Rabu (16/10/2024).
Baca Juga:
- Politisi PDIP Kaltim Ingin Memantik Semangat Perempuan
- Pilwali Tarakan, Hitungannya Kokos Akan Menang
- Satgas Pamtas RI-Malaysia Gagalkan Penyelundupan Ratusan Botol Miras
Untuk mengatasi masalah itu, PABSI Kaltim berupaya memperbaiki situasi dengan memberikan bantuan berupa peralatan latihan kepada PABSI di berbagai Kabupaten dan Kota.
Pihaknya tahun 2024 ini berupaya memberikan peralatan latihan yang memadai, agar atlet di setiap daerah dapat berlatih dengan lebih baik. Dengan harapan dapat memberikan dampak positif dalam meningkatkan fasilitas pelatihan, yang tersedia bagi atlet muda di seluruh wilayah Kaltim.
Terlepas dari pada hal tersebut, ia juga menyoroti kehadiran lifter nasional Rizki Juniansyah yang telah meraih Medali Emas di Olimpiade Paris 2024. Agiel menjelaskan, kehadiran Rizki tidak hanya memberikan kebanggaan, tetapi juga membawa harapan baru bagi para atlet muda.
“Rizki Juniansyah adalah contoh nyata, bahwa kerja keras dan dedikasi dapat membuahkan hasil yang membanggakan,” bebernya.
Meskipun turnamen ini menjadi langkah penting bagi atlet muda untuk mengasah kemampuan mereka, Agiel menekankan bahwa tantangan jangka panjang tetap ada. Salah satu tantangan tersebut adalah memastikan adanya regenerasi atlet, dan pembinaan yang berkelanjutan.
“Kita perlu memikirkan bagaimana kita dapat menciptakan sistem yang memungkinkan regenerasi atlet. Tanpa adanya pembinaan yang berkelanjutan, akan sulit bagi kita untuk mempertahankan prestasi yang telah diraih.” tutup Agiel. (DETAKKaltim.Com)
Penulis : Lisa
Editor : Lukman